Sabtu, 06 Juni 2009


Gunung Gede Pangrango adalah salah satu taman nasional yang dimiliki Indonesia yang berada di Jawa Barat. Gunung ini merupakan gunung  di Jawa Barat dengan ketinggian 2958 m di atas permukaan laut (dpl) untuk Gunung Gede dan 3019 mdpl untuk Gunung Pangrango. Gunung Gede Pangrango dapat dicapai dari Jakarta melalui tol Jagorawi, dan masuk jalur Puncak dan memakan waktu sekitar dua jam (jika tidak macet).

Gunung Gede sangat cocok bagi para pemula untuk mencoba melakukan pendakian pertamanya. Treknya cukup moderat, tidak terlalu berat tetapi juga tidak terlalu ringan. Gunung Gede memiliki jalur yang berkarakter berbeda-beda dan lengkap. Kami melakukan pendakian agak memutar melalui Gunung Putri karena treknya jauh lebih ringan dibandingkan dengan melalui jalur Cibodas. 

Paling tidak ada beberapa trek dengan karakter yang berbeda-beda dalam jalur pendakian Gunung Putri hingga puncak, yaitu:
Trek tanah liat dan berbatu
Trek ini mengawali perjalanan mulai dari villa tempat kami bermalam di Gunung Putri. Jalur ini tanah liat biasa dengan kiri kanan adalah kebun sayur-sayuran. Setelah lepas dari kebun sayur, kami disambut jalur berbatu tajam. Pada waktu berangkat, jalur ini tidak terasa berat, tetapi pada waktu pulang, jalur ini sangat terasa menyakiti kaki.
Trek Tangga Berundak-undak
Setelah menyeberangi sungai kecil, deretan tangga berundak yang cukup curam menyambut kami hingga gerbang taman nasional Gede Pangrango. Jalur ini waktu naik adalah yang paling ringan, tetapi pada waktu turun menjadi yang paling berat.
Trek tanah dalam hutan
Jalur pendakian berikutnya berkarakter tanah liat dengan kemiringan sekitar 10 hingga 30 derajat dengan hutan lebat di kiri kanan. Hawanya sejuk. Pandangan terbatas karena kabut sering terjebak di situ. Banyak tempat licin — saya dua kali terpeleset dan hampir terperosok. Jalur ini berakhir di shelter bernama Buntut Lutung.
Trek akar-akaran dengan kemiringan 40 derajat
Wajarlah kalau shelter ditempatkan di Buntut Lutung. Setelah Buntut Lutung karakter treknya bertambah berat dan panjang. Jalur dibuat di sela-sela akar-akar pohon yang sangat membantu pendakian. Suasana angker sangat kentara. Saya tak akan berani lewat jalur ini kalau sendirian saja. Porter saya, Mas Mahmud, bercerita kalau malam sebelumnya ada pendaki perempuan kesurupan karena membuang pembalut wanita sembarangan di sini. Jalur ini berakhir di shelter bernama Simpang Maleber.
Trek akar-akaran dengan kemiringan 60 derajat
Jalur setelah Simpang Maleber adalah jalur yang paling berat waktu naik ke atas. Jalur yang menguras tenaga, nafas, sekaligus persediaan air minum. Sebagian besar jalur ini dilalui dengan merangkak dan memanjat melalui akar-akar di kanan kiri. Siapa yang takabur di trek-trek sebelumnya akan dibuat takluk di trek ini

Lepas dari trek Simpang Maleber, kami disambut padang ilalang yang dihiasi bunga Edelweiss (Anaphalis javanica) yang sangat luas. Sejatinya, tempat ini adalah kaldera kuno dari Gunung Gede. Pada salah satu letusan dahsyatnya, kaldera ini tertutup letusannya sendiri. Sedangkan kawah barunya terbentuk di Puncak Gede hingga sekarang.

Di sini kami bermalam di tenda untuk istirahat. Karena daerah ini adalah lembah yang diapit dua puncak (puncak Gede dan puncak Gumuruh), suhu di malam hari sangat dingin dan jatuh hingga 3 derajat Celcius. Bagi orang yang terbiasa di suhu 20-an derajat seperti saya, suhu seperti ini adalah sensasi yang luar biasa. Udara terasa begitu menggigit menembus lapisan sleeping bag, raincoat, jaket parasit, sweater, dan kaos oblong yang saya kenakan.

Rute Pendakian

Gunung Pangrango dan G.Gede terletak di provinsi Jawa Barat. Puncak-puncaknya dapat terlihat dengan jelas dari Cibodas. G.Pangrango berbemtuk segitiga runcing sedangkan G.Gede berbentuk kubah.

Jalur yang dapat dilalui antara lain dari desa Gunung Putri dan Cibodas. Namun yang paling populer adalah lewat Cibodas. Dari bogor atau Cianjur naik bis ke arah Cipanas, turun di depan jalan masuk Cibodas yang terletak kurang lebih 2 Km arah Barat dari Cipanas. Dari sini naik angkot ke pintu Kebon Raya Cibodas. Di Wisma Cinta Alam yang terletak di sebelah kanan pintu gerbang, kita mendaftarkan diri untuk masalah perijinan pendakian.

G. Pangrango dan G.Gede berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP), disinilah kita dapat menikmati keindahan alam asli. Peta-pandu Taman Nasional dapat diperoleh dari Wisma Cinta Alam. Kita masuk melalui pintu sebelah kanan Kebon Raya, lalu terus menuju Pos Jaga dan harus mencatat identitas diri disini. Di tempat ini kita juga dapat menginap.

Pendakian ke puncak dimulai dari belakang pos tersebut, dengan melalui hutan tropis yang sangat indah, kita menuju Pondok Kandang Badak (4 jam) yang sebelumnya melewati pertigaan ke arah Air Terjun. Di perjalanan, berturut-turut kita akan menemui 2-3 pondok, mata air dan air panas. Kita dapat bermalam di Pondok Kandang Badak, disini pun tersedia mata air yang cukup dingin.

Naik sedikit dari Pondok Kandang Badak, jalan akan bercabang yaitu ke kanan menuju puncak G. Pangrango dan ke arah kiri menuju puncak G.Gede. untuk ke puncak gunung pangrango, kita terus naik selama lebih kurang 3 jam menjelajahi (lagi-lagi) hutan alam hingga elevasi mencapai 1000 mdpl. Puncaknya berada dalam hutan berlumut, jadi kita tidak dapat memandang sekeliling karena terhalang pepohonan. Namun jika kita turun sedikit ke arah Barat, terdapat hamparan bunga Edelweis yang biasa disebut taman Mandalawangi. Di sebelah selatan terdapat sebuah pondok inap, dan disekitar taman tersebut terdapat lokasi memadai untuk mendirikan tenda.


Munuju puncak G.Gede kita harus mendaki selam 2 jam, di mana terbentang panorama alam nan indah dan dinding kaldera kawah aktif G.Gede dapat terlihat secara jelas. Puncak G.gede memiliki pemandangan alam amat indah, dari sini kita dapat melihat kota-kota terdekat dan tentu taman Edelweis Alun-alun Suryakencana di bawahnya. Dari puncak G.Gede kita turun ke Cipanas ke arah Utara atau menuju Sukabumi ke arah selatan.